Imperialisme ialah sebuah kebijakan di mana sebuah negara besar dapat
memegang kendali atau pemerintahan atas
daerah lain agar negara itu bisa dipelihara atau berkembang. Sebuah contoh
imperialisme terjadi saat negara-negara itu menaklukkan
atau menempati tanah-tanah itu.
Asal
Mula Kata Imperialisme
Perkataan imperialisme berasal dari kata Latin "imperare"
yang artinya "memerintah". Hak untuk memerintah (imperare)
disebut "imperium". Orang yang diberi hak itu (diberi
imperium) disebut "imperator". Yang lazimnya diberi imperium
itu ialah raja, dan karena itu lambat-laun raja disebut imperator dan
kerajaannya (ialah daerah dimana imperiumnya berlaku) disebut imperium.
Pada zaman dahulu kebesaran seorang raja diukur menurut luas daerahnya, maka
raja suatu negara ingin selalu memperluas kerajaannya dengan merebut
negara-negara lain. Tindakan raja inilah yang disebut imperialisme oleh
orang-orang sekarang, dan kemudian ditambah dengan pengertian-pengertian lain
hingga perkataan imperialisme mendapat arti-kata yang kita kenal sekarang ini.
Arti
Kata Imperialisme
Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan)
seluruh dunia untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya.
"Menguasai" disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan
senjata, tetapi dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja dengan paksaan. Imperium
disini tidak perlu berarti suatu gabungan dari jajahan-jajahan, tetapi dapat
berupa daerah-daerah pengaruh, asal saja untuk kepentingan diri sendiri. Apakah
beda antara imperialisme dan kolonialisme ?
Imperialisme ialah politik yang dijalankan mengenai seluruh imperium. Kolonialisme ialah politik yang dijalankan
mengenai suatu koloni, sesuatu bagian dari imperium
jika imperium itu merupakan gabungan jajahan-jajahan.
Macam
Imperialisme
Lazimnya imperialisme dibagi menjadi dua:
- Imperialisme Kuno (Ancient Imperialism). Inti dari imperialisme kuno adalah semboyan gold, gospel, and glory (kekayaan, penyebaran agama dan kejayaan). Suatu negara merebut negara lain untuk menyebarkan agama, mendapatkan kekayaan dan menambah kejayaannya. Imperialisme ini berlangsung sebelum revolusi industri dan dipelopori oleh Spanyol dan Portugal.
- Imperialisme Modern (Modern Imperialism). Inti dari imperialisme modern ialah kemajuan ekonomi. Imperialisme modern timbul sesudah revolusi industri. Industri besar-besaran (akibat revolusi industri) membutuhkan bahan mentah yang banyak dan pasar yang luas. Mereka mencari jajahan untuk dijadikan sumber bahan mentah dan pasar bagi hasil-hasil industri, kemudian juga sebgai tempat penanaman modal bagi kapital surplus.
Pembagian imperialisme dalam imperialisme kuno dan
imperialisme modern ini didasakan pada soal untuk apa si imperialis merebut
orang lain.
Jika mendasarkan pendangan kita pada sektor apa yang ingin
direbut si imperialis, maka kita akan mendapatkan pembagian macam imperialisme
yang lain, yaitu:
- Imperialisme politik. Si imperialis hendak mengusai segala-galnya dari suatu negara lain. Negara yang direbutnya itu merupakan jajahan dalam arti yang sesungguhnya. Bentuk imperialisme politik ini tidak umum ditemui di zaman modern karena pada zaman modern paham nasionalisme sudah berkembang. Imperialisme politik ini biasanya bersembunyi dalam bentuk protectorate dan mandate.
- Imperialisme Ekonomi. Si imperialis hendak menguasai hanya ekonominya saja dari suatu negara lain. Jika sesuatu negara tidak mungkin dapat dikuasai dengan jalan imperialisme politik, maka negara itu masih dapat dikuasai juga jika ekonomi negara itu dapat dikuasai si imperialis. Imperialisme ekonomi inilah yang sekarang sangat disukai oleh negara-negara imperialis untuk menggantikan imperialisme politik.
- Imperialisme Kebudayaan. Si imperialis hendak menguasai jiwa (de geest, the mind) dari suatu negara lain. Dalam kebudayaan terletak jiwa dari suatu bangsa. Jika kebudayaannya dapat diubah, berubahlah jiwa dari bangsa itu. Si imperialis hendak melenyapkan kebudayaan dari suatu bangsa dan menggantikannya dengan kebudayaan si imperialis, hingga jiwa bangsa jajahan itu menjadi sama atau menjadi satu dengan jiwa si penjajah. Menguasai jiwa suatu bangsa berarti mengusai segala-galnya dari bangsa itu. Imperialisme kebudayaan ini adalah imperialisme yang sangat berbahaya, karena masuknya gampang, tidak terasa oleh yang akan dijajah dan jika berhasil sukar sekali bangsa yang dijajah dapat membebaskan diri kembali, bahkan mungkin tidak sanggup lagi membebaskan diri.
- Imperialisme Militer (Military Imperialism). Si imperialis hendak menguasai kedudukan militer dari suatu negara. Ini dijalankan untuk menjamin keselamatan si imperialis untuk kepentingan agresif atau ekonomi. Tidak perlu seluruh negara diduduki sebagai jajahan, cukup jika tempat-tempat yang strategis dari suatu negara berarti menguasai pula seluruh negara dengan ancaman militer.
Sebab-sebab
Imperialisme
- Keinginan untuk menjadi jaya, menjadi bangsa yang terbesar di seluruh dunia (ambition, eerzucht). Tiap bangsa ingin menjadi jaya. Tetapi sampai dimanakah batas-batas kejayaan itu ? Jika suatu bangsa tidak dapat mengendalikan keinginan ini, mudah bangsa itu menjadi bangsa imperialis. Karena itu dapat dikatakan, bahwa tiap bangsa itu mengandung benih imperialisme.
- Perasaan sesuatu bangsa, bahwa bangsa itu adalah bangsa istimewa di dunia ini (racial superiority). Tiap bangsa mempunyai harga diri. Jika harga diri ini menebal, mudah menjadi kecongkakan untuk kemudian menimbulakan anggapan, bahwa merekalah bangsa teristimewa di dunia ini, dan berhak menguasai, atau mengatur atau memimpin bangsa-bangsa lainnya.
- Hasrat untuk menyebarkan agama atau ideologi dapat menimbulkan imperialisme. Tujuannya bukan imperialisme, tetapi agama atau ideologi. Imperialisme di sini dapat timbul sebagai "bij-product" saja. Tetapi jika penyebaran agama itu didukung oleh pemerintah negara, maka sering tujuan pertama terdesak dan merosot menjadi alasan untuk membenarkan tindakan imperialisme.
- Letak suatu negara yang diangap geografis tidak menguntungkan. Perbatasan suatu negara mempunyai arti yang sangat penting bagi politik negara.
- Sebab-sebab ekonomi. Sebab-sebab ekonomi inilah yang merupakan sebab yang terpenting dari timbulnya imperialisme, teistimewa imperialisme modern.
- Keinginan untuk mendapatkan kekayaan dari suatu negara
- Ingin ikut dalam perdagangan dunia
- Ingin menguasai perdagangan
- Keinginan untuk menjamin suburnya industri
Akibat
Imperialisme
- Akibat politik
- Terciptanya tanah-tanah jajahan
- Politik pemerasan
- Berkorbarnya perang kolonial
- Timbulnya politik dunia (wereldpolitiek)
- Timbulnya nasionalisme
- Akibat Ekonomis
- Negara imperislis merupakan pusat kekayaan, negara jajahan lembah kemiskinan
- Industri si imperialis menjadi besar, perniagaan bangsa jajahan lenyap
- Perdagangan dunia meluas
- Adanya lalu-lintas dunia (wereldverkeer)
- Kapital surplus dan penanamna modal di tanah jajahan
- Kekuatan ekonomi penduduk asli tanah jajahan lenyap
- Akibat sosial
- Si imperialis hidup mewah sementara yang dijajah serba kekurangan
- Si imperialis maju, yang dijajah mundur
- Rasa harga diri lebih pada bangsa penjajah, rasa harga diri kurang pada bangsa yang dijajah
- Segala hak ada pada si imperialis, orang yang dijajah tidak memiliki hak apa-apa
- Munculnya gerakan Eropa-isasi.
Kolonialisme
Kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan
sebuah negara atas wilayah dan manusia di luar batas negaranya, seringkali
untuk mencari dominasi ekonomi dari sumber daya, tenaga kerja, dan pasar
wilayah tersebut. Istilah ini juga menunjuk kepada suatu himpunan keyakinan
yang digunakan untuk melegitimasikan atau mempromosikan sistem ini, terutama
kepercayaan bahwa moral
dari pengkoloni lebih hebat ketimbang yang dikolonikan.
Pendukung dari kolonialisme berpendapat bahwa
hukum kolonial menguntungkan negara yang dikolonikan dengan mengembangkan
infrastruktur ekonomi dan politik yang dibutuhkan untuk pemodernisasian dan demokrasi.
Mereka menunjuk ke bekas koloni seperti Amerika
Serikat, Australia,
Selandia
Baru, Hong
Kong dan Singapura
sebagai contoh sukses pasca-kolonialisme.
Peneori ketergantungan
seperti Andre Gunder Frank,
berpendapat bahwa kolonialisme sebenarnya menuju ke pemindahan kekayaan dari
daerah yang dikolonisasi ke daerah pengkolonisasi, dan menghambat kesuksesan
pengembangan ekonomi.
Pengkritik post-kolonialisme seperti Franz Fanon berpendapat bahwa
kolonialisme merusak politik, psikologi, dan moral negara terkolonisasi.
Penulis dan politikus India Arundhati
Roy berkata bahwa perdebatan antara pro dan kontra dari kolonialisme/
imperialisme adalah seperti "mendebatkan pro dan kontra pemerkosaan".
neokolonialisme sebagai
kelanjutan dari dominasi dan eksploitasi dari negara yang sama dengan cara yang
berbeda (dan sering kali dengan tujuan yang sama).
1. Reaksi Rakyat Indonesia terhadap Upaya Perdagangan
Portugis dan Belanda
Menjelang kedatangan bangsa Eropa, masyarakat di wilayah
Nusantara hidup dengan tenteram di bawah kekuasaan raja-raja.Kedatangan
bangsa-bangsa Eropa di Indonesia mula-mula disambut baik oleh bangsa Indonesia,
tetapi lama-kelamaan rakyat Indonesia mengadakan perlawanan karena sifat-sifat
dan niat-niat jahat bangsa Eropa mulai terkuak dan diketahui oleh bangsa
Indonesia.
Perlawanan-perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia disebabkan orang-orang Barat ingin memaksakan monopoli perdagangan dan berusaha mencampuri urusan kerajaan-kerajaan di Indonesia. Adapun perlawanan-perlawanan tersebut antara lain:
1) Perlawanan di Aceh terhadap Portugis
2) Ternate melawan Portugis
3) Perlawanan Mataram (Perlawanan Sultan Agung) terhadap Belanda
4) Banten melawan VOC
5) Makassar melawan VOC
6) Perlawanan Diponegoro (1825–1830) terhadap Belanda
7) Perang Padri (1821–1837)
Perlawanan-perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia disebabkan orang-orang Barat ingin memaksakan monopoli perdagangan dan berusaha mencampuri urusan kerajaan-kerajaan di Indonesia. Adapun perlawanan-perlawanan tersebut antara lain:
1) Perlawanan di Aceh terhadap Portugis
2) Ternate melawan Portugis
3) Perlawanan Mataram (Perlawanan Sultan Agung) terhadap Belanda
4) Banten melawan VOC
5) Makassar melawan VOC
6) Perlawanan Diponegoro (1825–1830) terhadap Belanda
7) Perang Padri (1821–1837)
2. Perkembangan Agama Kristen di Indonesia
Sejak abad ke-15 Paus di Roma memberi tugas kepada misionaris bangsa Portugis dan Spanyol untuk menyebarkan agama Katholik. Kemudian bangsa Belanda pun tertarik untuk menyebarkan ajaran agama Kristen Protestan dengan mengirimkan para zending di negeri-negeri jajahannya.
1. Misionaris Portugis di Indonesia
Pada abad ke-16 kegiatan misionaris sangat aktif menyampaikan kabar Injil ke seluruh penjuru dunia dengan menumpang kapal pedagang Portugis dan Spanyol. Salah seorang misionaris yang bertugas di Indonesia terutama Maluku adalah Fransiscus Xaverius (1506–1552). Ia seorang Portugis yang membela rakyat yang tertindas oleh jajahan bangsa Portugis. Di kalangan pribumi ia dikenal kejujuran dan keikhlasannya membantu kesulitan rakyat. Ia menyebarkan ajaran agama Katholik dengan berkeliling ke kampung-kampung sambil membawa lonceng di tangan untuk mengumpulkan anak-anak dan orang dewasa untuk diajarkan agama Katholik.
Kegiatan misionaris Portugis tersebut berlangsung di Kepulauan Maluku, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, P ulau Siau, dan Sangir, kemudian menyebar ke Kalimantan dan Jawa Timur.
Penyebaran agama Katholik di Maluku menjadi tersendat setelah terbunuhnya Sultan Hairun yang menimbulkan kebencian rakyat terhadap semua orang Portugis. Setelah jatuhnya Maluku ke tangan Belanda, kegiatan misionaris surut dan diganti kegiatan zending Belanda yang menyebarkan agama Kristen Protestan.
2. Zending Belanda di Indonesia
Pada abad ke-17 gereja di negeri Belanda mengalami perubahan, agama Katholik yang semula menjadi agama resmi negara diganti dengan agama Kristen Protestan. Pemerintah Belanda melarang pelaksanaan ibadah agama Katholik di muka umum dan menerapkan anti Katholik, termasuk di tanah-tanah jajahannya.
VOC yang terbentuk tahun 1602 mendapat kekuasaan dan tanggung jawab memajukan agama. VOC mendukung penyebaran agama Kristen Protestan dengan semboyan “siapa punya negara, dia punya agama”, kemudian VOC menyuruh penganut agama Katholik untuk masuk agama Kristen Protestan. VOC turut membiayai pendirian sekolah-sekolah dan membiayai upaya menerjemahkan injil ke dalam bahasa setempat. Di balik itu para pendeta dijadikan alat VOC agar pendeta memuji-muji VOC dan tunduk dengan VOC. Hal tersebut ternyata sangat menurunkan citra para zending di mata rakyat, karena VOC tidak disukai rakyat.
Tokoh zending di Indonesia antara lain Ludwig Ingwer Nommensen, Sebastian Danckaerts, Adriaan Hulsebos, dan Hernius.
Kegiatan zending di Indonesia meliputi:
a. Menyebarkan agama Kristen Protestan di Maluku, Sangir, Talaud, Timor, Tapanuli, dan kota-kota besar di Jawa dan Sumatra.
b. Mendirikan Nederlands Zendeling Genootschap (NZG), yaitu perkumpulan pemberi kabar Injil Belanda yang berusaha menyebarkan agama Kristen Protestan, mendirikan wadah gereja bagi jemaat di Indonesia seperti Gereja Protestan Maluku (GPM), Gereja Kristen Jawa (GKJ), Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), dan mendirikan sekolah-sekolah yang menitikberatkan pada penyebaran agama Kristen Protestan.
3. Wilayah Persebaran Agama Nasrani di Indonesia pada Masa Kolonial
Saat VOC berkuasa, kegiatan misionaris Katholik terdesak oleh kegiatan zending Kristen Protestan, dan bertahan di Flores dan Timor. Namun sejak Daendels berkuasa, agama Katholik dan Kristen Protestan diberi hak sama, dan mulailah misionaris menyebarkan kembali agama Katholik terutama ke daerah-daerah yang belum terjangkau agama-agama lain.
Penyebaran agama Kristen Protestan di Maluku menjadi giat setelah didirikan Gereja Protestan Maluku (GPM) tanggal 6 September 1935. Organisasi GPM menampung penganut Kristen Protestan di seluruh Maluku dan Papua bagian selatan. Penyebaran agama Kristen menjangkau Sulawesi Utara di Manado, Tomohon, Pulau Siau, Pulau Sangir Talaud, Tondano, Minahasa, Luwu, Mamasa dan Poso, serta di Nusa Tenggara Timur yang meliputi Timor, Pulau Ende, Larantuka, Lewonama, dan Flores. Adapun persebaran agama Katholik di Jawa semula hanya berlangsung di Blambangan, Panarukan, Jawa Timur. Namun, kemudian menyebar ke wilayah barat, seperti Batavia, Semarang, dan Jogjakarta.
Agama Kristen Protestan di Jawa Timur berkembang di Mojowarno, Ngoro dekat Jombang. Di Jawa Tengah meliputi Magelang, Kebumen, Wonosobo, Cilacap, Ambarawa, Salatiga, Purworejo, Purbalingga, dan Banyumas. Di Jawa Barat pusat penyebaran agama Kristen terdapat di Bogor, Sukabumi, dan Lembang (Bandung). Di Sumatra Utara masyarakat Batak yang menganut agama Kristen berpusat di Angkola Sipirok, Tapanuli Selatan, Samosir, Sibolga, Buluh Hawar di Karo, Kabanjahe, Sirombu, dan kepulauan Nias. Kegiatan agama Kristen pada masyarakat Batak dipusatkan pada organisasi HKBP. Adapun di Kalimantan Selatan agama Kristen berkembang di Barito dan Kuala Kapuas. Di Kalimantan Barat umat Nasrani banyak terdapat di Pontianak. Di Kalimantan Timur banyak terdapat di Samarinda, Kalimantan Tengah di pemukiman masyarakat Dayak desa Perak dan Kapuas Kahayan.
PROSES KEDATANGAN BANGSA BARAT DI BERBAGAI DAERAH SAMPAI TERBENTUKNYA KEKUASAAN KOLONIAL DI INDONESIA.
PROSES KEDATANGAN
BANGSA BARAT DI BERBAGAI DAERAH SAMPAI TERBENTUKNYA KEKUASAAN KOLONIAL DI
INDONESIA.
Kekaisaran Romawi mencapai kejayaanya pada masa pemerintahan Octavianus Agustus yang dapat menguasai hamper seluruh daratan Eropa, Afrika Utara dan sebagian Afrika Barat. Kekaisaran Romawi pecah menjadi dua, yaitu Romawi Barat dan Romawi Timur (Byzantium). Pada tahun 476 M semasa pemerintahan Romulus Agustulus kekaisaran Romawi Barat runtuh akibat serangan suku bangsa Barbar (Suku Germania) di bawah pippinan Odoacer. Peristiwa runtuhnya Romawi Barat menandai mulainya zaman kegelapan (Dark Ages) yang ditandai kemerosotan ilmu pengetahuan dan seni, munculnya kerajaan – kerajaan kecil yang tidak mentaati hukum Romawi.
Zaman kegelapan baru berakhir setelah adanya “Gerakan Renaissance” yaitu suatu gerakan bangsa Eropa yang berusaha untuk membangkitkan kembali pola pikir bebas yang pernah berkembang pada zaman Romawi Kuno dan Yunani Kuno. Tokoh Renaissance yang terkenal yaitu Leonrdo Da Vinci dan Michael Angelo.
Lahirnya para pemikir ini membawa perubahan yang sangat besar di Eropa. Gerakan Renaissance kemudian melahirkan paham – paham baru, seperti paham :
1) Rasionalisme
Yaitu paham yang memandang rasio atau akal pikiran manusia sebagai alat pengukur kebenaran.
Tokohnya : John Locke, Immanuel Kant, Montesquieu, dan Voltaire
2) Aufklarung
Yaitu aliran yang memanfaatkan rasionalisme untuk kesejahteraan manusia
Tokohnya : John Locke, Immanuel Kant, Montesquieu, dan Voltaire
3) Humanisme
Yaitu paham yang berpandangan agar manusia diberi kebebasan dan keadilan, bebas dari rasa takut dan bebas dari kemiskinan.
Tokohya : Erasmus (Belanda), dan Morus (Inggris)
4) Liberalisme
Yaitu paham yang memandang kemerdekaan individu sebagai pangkal dan pokok dari kebaikan hidup.
Tokohnya : JJ Rousseau
5) Demokrasi
Yaitu paham yang memandang bahwa kekuasaan di tangan rakyat.
Pada tahun 1070 – 1291 terjadi perang salib antara Kerajaan Turki dan Bangsa – Bangsa Eropa. Penyebabnya adalah pada masa Palestina berada di bawah kekuasaan Kalifah Abbasiyah, umat Nasrani (Kristen) dari daratan Eropa diperkenankan berziarah ke Yerusalem, akan tetapi semenjak Turki menguasai Yerusalem para peziarah Nasrani (Kristen) dari Eropa dilarang masuk atau mengunjungi kota suci Yerusalem. Larangan itu menimbulkan reaksi bangsa – bangsa Eropa yang mayoritas beragama Nasrani (Kristen). Kaisar Maksius Byzantium (Istanbul) minta bantuan Paus Urbanus II di Roma untuk merebut koat suci Yerusalem dari tangan Turki, perang ini disebut sebagai Perang Salib yang berakhir tahun 1291 yang dimenangkan oleh tentara salib. Perang salib berlangsung sampai tujuh kali, dari ketujuh perang itu, perang salib yang pertama yang dimenangkan oleh tentara salib sedangkan yang lainya dimenangkan oleh Turki yang memeluk agama Islam.
Kekaisaran Byzantium mencapai kejayaan saat pemerintahan Yustianus, sehingga Byzantium menjadi pusat perdagangan , ilmu pengetahuan dan seni. Byzantium runtuh saat direbut oleh Turki dibawah pimpinan Sultan Muhammad II. Jatuhnya Byzantium mengakibatkan peerubahan besar di Eropa baik perubahan di bidang politik, ekonomi maupun sosial.
Kekaisaran Romawi mencapai kejayaanya pada masa pemerintahan Octavianus Agustus yang dapat menguasai hamper seluruh daratan Eropa, Afrika Utara dan sebagian Afrika Barat. Kekaisaran Romawi pecah menjadi dua, yaitu Romawi Barat dan Romawi Timur (Byzantium). Pada tahun 476 M semasa pemerintahan Romulus Agustulus kekaisaran Romawi Barat runtuh akibat serangan suku bangsa Barbar (Suku Germania) di bawah pippinan Odoacer. Peristiwa runtuhnya Romawi Barat menandai mulainya zaman kegelapan (Dark Ages) yang ditandai kemerosotan ilmu pengetahuan dan seni, munculnya kerajaan – kerajaan kecil yang tidak mentaati hukum Romawi.
Zaman kegelapan baru berakhir setelah adanya “Gerakan Renaissance” yaitu suatu gerakan bangsa Eropa yang berusaha untuk membangkitkan kembali pola pikir bebas yang pernah berkembang pada zaman Romawi Kuno dan Yunani Kuno. Tokoh Renaissance yang terkenal yaitu Leonrdo Da Vinci dan Michael Angelo.
Lahirnya para pemikir ini membawa perubahan yang sangat besar di Eropa. Gerakan Renaissance kemudian melahirkan paham – paham baru, seperti paham :
1) Rasionalisme
Yaitu paham yang memandang rasio atau akal pikiran manusia sebagai alat pengukur kebenaran.
Tokohnya : John Locke, Immanuel Kant, Montesquieu, dan Voltaire
2) Aufklarung
Yaitu aliran yang memanfaatkan rasionalisme untuk kesejahteraan manusia
Tokohnya : John Locke, Immanuel Kant, Montesquieu, dan Voltaire
3) Humanisme
Yaitu paham yang berpandangan agar manusia diberi kebebasan dan keadilan, bebas dari rasa takut dan bebas dari kemiskinan.
Tokohya : Erasmus (Belanda), dan Morus (Inggris)
4) Liberalisme
Yaitu paham yang memandang kemerdekaan individu sebagai pangkal dan pokok dari kebaikan hidup.
Tokohnya : JJ Rousseau
5) Demokrasi
Yaitu paham yang memandang bahwa kekuasaan di tangan rakyat.
Pada tahun 1070 – 1291 terjadi perang salib antara Kerajaan Turki dan Bangsa – Bangsa Eropa. Penyebabnya adalah pada masa Palestina berada di bawah kekuasaan Kalifah Abbasiyah, umat Nasrani (Kristen) dari daratan Eropa diperkenankan berziarah ke Yerusalem, akan tetapi semenjak Turki menguasai Yerusalem para peziarah Nasrani (Kristen) dari Eropa dilarang masuk atau mengunjungi kota suci Yerusalem. Larangan itu menimbulkan reaksi bangsa – bangsa Eropa yang mayoritas beragama Nasrani (Kristen). Kaisar Maksius Byzantium (Istanbul) minta bantuan Paus Urbanus II di Roma untuk merebut koat suci Yerusalem dari tangan Turki, perang ini disebut sebagai Perang Salib yang berakhir tahun 1291 yang dimenangkan oleh tentara salib. Perang salib berlangsung sampai tujuh kali, dari ketujuh perang itu, perang salib yang pertama yang dimenangkan oleh tentara salib sedangkan yang lainya dimenangkan oleh Turki yang memeluk agama Islam.
Kekaisaran Byzantium mencapai kejayaan saat pemerintahan Yustianus, sehingga Byzantium menjadi pusat perdagangan , ilmu pengetahuan dan seni. Byzantium runtuh saat direbut oleh Turki dibawah pimpinan Sultan Muhammad II. Jatuhnya Byzantium mengakibatkan peerubahan besar di Eropa baik perubahan di bidang politik, ekonomi maupun sosial.
Faktor pendorong terjadinya perubahan politik di Eropa
disebabkan oleh :
1. Runtuhnya kekaisaran Romawi barat.
2. Terjadinya Perang Salib.
3. Jatuhnya Kekaisaran Byzantium ke tangan Turki.
Perubahan ekonomi yang terjadi di Eropa berupa:
1. Berkembangnya sistem ekonomi feodal, yang mengandalkan tanah sebagai sumber kehidupan.
2. Bangkitnya kembali perdagangan di Laut Tengah, akibat Perang Salib.
3. Munculnya upaya perdagangan dengan Hindia Timur.
Perubahan sosial yang terjadi di Eropa berkaitan erat dengan perubahan politik dan ekonomi.
Perubahan sosial yang terjadi di Eropa berupa :
1. Terbentuknya masyarakat feudal.
2. Munculnya kelas pedagang.
3. Timbul dan munculnya ilmu pengetahuan.
4. Timbulnya penjelajahan samudra.
Tahun 1453 Konstantinopel jatuh ke tangan Turki, yang menyebabkan bangsa – bangsa Eropa mengalami kesulitan terutama di bidang perdagangan, karena kebutuhan barang dagangan terutama rempah – rempah yang sangat dibutuhkan Eropa yang berasal dari daratan Asia banyak dipasok melalui Konstantinopel, sedangkan Konstantinopel sudah dikuasai oleh Turki. Akibatnya bangsa Eropa terdorong untuk mengadakan penjelajahan samudra guna mencari daerah penghasil barang – barang yang dibutuhkan terutama rempah – rempah.
Faktor – faktor pendorong Bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra, adalah :
1. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Bangsa Turki.
2. Adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Kisah perjalanan Marcopolo ke dunia timur yang diceritakan dalam Imago Mundi (anggapan tentang dunia).
4. Keinginan untuk mendapatkan daerah baru.
5. Keinginan untuk mendapatkan rempah – rempah dari daerah asal sehingga dapat berhubungan langsung.
6. Adanya keyakinan kebenaran ajaran Copernicus yang mengatakan bahwa bumi itu bulat, sehingga orang berlayar terus dengan arah sama akan kembali ke tempat asalnya.
7. Adanya keinginan menyebarkan agama Nasrani ke seluruh dunia.
8. Ingin mencari kejayaan dan kekayaan.
Bangsa yang bersemangat mengadakan penjelajahan samudra antara lain Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda. Ekspedisi Portugis dan Spanyol dibiayai langsung dari pemerintah kerajaan. Sedangkan ekspedisi penjelajahan Inggris dan Belanda di sponsori oleh Serikat Dagang.
PENJELAJAHAN BANGSA – BANGSA EROPA
a) Penjelajahan Portugis
Bartholomeous DiazØ
Perintis pelayaran melalui Samudra Atlantik sampai ke Tanjung Harapan.
Vasco Da GamaØ
Perintis jalur pelayaran melalui Tanjung Harapan ke India.
Francessco D’aimldaØ
Penakluk Goa di India.
CabralØ
Perintis pelayaran melalui Samudra Atlantik sampai ke Brazilia.
b) Penjelajahan Spanyol
Christophorus ColumbusØ
Perintis pelayaran ke Benua Amerika.
Ferdinand MagelhanØ
Perintis pelayaran ke Asia dari arah barat (melalui Benua Amerika).
Ferdinand CortezØ
Penakluk Suku Aztek, di Meksiko.
Francessco PizzaroØ
Penakluk suku Inka, di Peru.
c) Penjelajahan Inggris
Francis DrakeØ
Mengelilingi dunia antara tahun 1577 – 1580.
William DampierØ
Perintis pelayaran ke pantai barat Benua Australia.
James CookØ
Perintis pelayaran ke pantai timur Benua Australia.
Matthew FlindersØ
Mengelilingi Benua Australia dan membuat peta benua itu.
d) Penjelajahan Belanda
BarretØ
Perintis pelayaran ke Asia melewati kutub utara.
Cournelis De HoutmanØ
Perintis pelayaran ke Indonesia melalui India lalu ke Selat Sunda.
Abel TasmanØ
Perintis pelayaran kepulauan Tasmania, Fizi, dan Selandia Baru.
Sejak pertengahan abad ke – 15, bangsa – bangsa Eropa telah mulai mengenal pelayaran samudra, ketika memasuki abad ke – 16 mereka memasuki wilayah perairan Nusantara. Faktor pendorongnya adalah karena jiwa petualangan untuk mencari daerah baru, faktor ekonomi serta penyebaran agama.
1. PROSES DAN TUJUAN KEDATANGAN BANGSA PORTUGIS DAN SPANYOL KE INDONESIA.
Pada tahun 1511 Portugis dibawah pimpinan Alfonso D’ Albuquerque berhasil menakklukan Malaka. Tahun 1512 Portugis di bawah pimpinan De Abreu melakukan pelayaran ke Maluku untuk menguasai kepulauan tersebut. Kedatangan Bangsa Portugis diterima baik oleh Kerajaan Ternate. Kerajaan Ternate pada saat itu sedang bermusuhan dengan Kerajaan Tidore, dengan kedatangan Portugis itu diharapkan dapat membantu Ternate dengan membangun benteng pertahanan Saint John untuk melawan Tidore dengan imbalan Portugis diberi hak monopoli perdagangan rempah – rempah di Maluku. Akibatnya, rakyat Ternate menjadi tertekan karena rakyat tidak bebas menjual rempah – rempah dengan harga ditekan serendah – rendahnya oleh Portugis sehingga hubungan Portugis dengan Ternate menjadi permusuhan.
Pada tahun 1521, Ekspedisi Spanyol dipimpi oleh Sebastian Deled Cano sampai di Maluku dan di terima baik oleh kerajaan Tidore. Sehingga di Maluku terjadi permunsuhsan antara Spanyol dan Portugis, meskipun jauh sebelumnya telah diadakan perjanjian diantara kedua Negara yang diadakan pada tahun 1492 yaitu perjanjian Tordesilas dalam perjanjian Tordesilas tesebut dinyatakan bahwa dunia dibagi atas dua pengaruh yaitu bangsa Portugis dan bangsa Spanyol.tetapi pada tahun 1521 ketika ekspedisi Spanyol juga sampai didaerah Maluku sehingga terjadi pertentangan antara kedua negara tersebut.
Pertentangan tersebut dapat diselesaikan dengan diadakan perjanjian Saragosa pada tahun 1526 yang isinya :
a) Bumi ini dibagi atas dua pengaruh yaitu pengaruh bangsa Spanyol dan bangsa Portugis
b) Wilayah kekuasaaan Spanyol dari Meksiko ke arah barat sampai ke kepulauan Filipina dan wilayah kekuasaan Portugis dari Brazilia ke arah timur sampai ke kepulauan Maluku.
1. Runtuhnya kekaisaran Romawi barat.
2. Terjadinya Perang Salib.
3. Jatuhnya Kekaisaran Byzantium ke tangan Turki.
Perubahan ekonomi yang terjadi di Eropa berupa:
1. Berkembangnya sistem ekonomi feodal, yang mengandalkan tanah sebagai sumber kehidupan.
2. Bangkitnya kembali perdagangan di Laut Tengah, akibat Perang Salib.
3. Munculnya upaya perdagangan dengan Hindia Timur.
Perubahan sosial yang terjadi di Eropa berkaitan erat dengan perubahan politik dan ekonomi.
Perubahan sosial yang terjadi di Eropa berupa :
1. Terbentuknya masyarakat feudal.
2. Munculnya kelas pedagang.
3. Timbul dan munculnya ilmu pengetahuan.
4. Timbulnya penjelajahan samudra.
Tahun 1453 Konstantinopel jatuh ke tangan Turki, yang menyebabkan bangsa – bangsa Eropa mengalami kesulitan terutama di bidang perdagangan, karena kebutuhan barang dagangan terutama rempah – rempah yang sangat dibutuhkan Eropa yang berasal dari daratan Asia banyak dipasok melalui Konstantinopel, sedangkan Konstantinopel sudah dikuasai oleh Turki. Akibatnya bangsa Eropa terdorong untuk mengadakan penjelajahan samudra guna mencari daerah penghasil barang – barang yang dibutuhkan terutama rempah – rempah.
Faktor – faktor pendorong Bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra, adalah :
1. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Bangsa Turki.
2. Adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Kisah perjalanan Marcopolo ke dunia timur yang diceritakan dalam Imago Mundi (anggapan tentang dunia).
4. Keinginan untuk mendapatkan daerah baru.
5. Keinginan untuk mendapatkan rempah – rempah dari daerah asal sehingga dapat berhubungan langsung.
6. Adanya keyakinan kebenaran ajaran Copernicus yang mengatakan bahwa bumi itu bulat, sehingga orang berlayar terus dengan arah sama akan kembali ke tempat asalnya.
7. Adanya keinginan menyebarkan agama Nasrani ke seluruh dunia.
8. Ingin mencari kejayaan dan kekayaan.
Bangsa yang bersemangat mengadakan penjelajahan samudra antara lain Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda. Ekspedisi Portugis dan Spanyol dibiayai langsung dari pemerintah kerajaan. Sedangkan ekspedisi penjelajahan Inggris dan Belanda di sponsori oleh Serikat Dagang.
PENJELAJAHAN BANGSA – BANGSA EROPA
a) Penjelajahan Portugis
Bartholomeous DiazØ
Perintis pelayaran melalui Samudra Atlantik sampai ke Tanjung Harapan.
Vasco Da GamaØ
Perintis jalur pelayaran melalui Tanjung Harapan ke India.
Francessco D’aimldaØ
Penakluk Goa di India.
CabralØ
Perintis pelayaran melalui Samudra Atlantik sampai ke Brazilia.
b) Penjelajahan Spanyol
Christophorus ColumbusØ
Perintis pelayaran ke Benua Amerika.
Ferdinand MagelhanØ
Perintis pelayaran ke Asia dari arah barat (melalui Benua Amerika).
Ferdinand CortezØ
Penakluk Suku Aztek, di Meksiko.
Francessco PizzaroØ
Penakluk suku Inka, di Peru.
c) Penjelajahan Inggris
Francis DrakeØ
Mengelilingi dunia antara tahun 1577 – 1580.
William DampierØ
Perintis pelayaran ke pantai barat Benua Australia.
James CookØ
Perintis pelayaran ke pantai timur Benua Australia.
Matthew FlindersØ
Mengelilingi Benua Australia dan membuat peta benua itu.
d) Penjelajahan Belanda
BarretØ
Perintis pelayaran ke Asia melewati kutub utara.
Cournelis De HoutmanØ
Perintis pelayaran ke Indonesia melalui India lalu ke Selat Sunda.
Abel TasmanØ
Perintis pelayaran kepulauan Tasmania, Fizi, dan Selandia Baru.
Sejak pertengahan abad ke – 15, bangsa – bangsa Eropa telah mulai mengenal pelayaran samudra, ketika memasuki abad ke – 16 mereka memasuki wilayah perairan Nusantara. Faktor pendorongnya adalah karena jiwa petualangan untuk mencari daerah baru, faktor ekonomi serta penyebaran agama.
1. PROSES DAN TUJUAN KEDATANGAN BANGSA PORTUGIS DAN SPANYOL KE INDONESIA.
Pada tahun 1511 Portugis dibawah pimpinan Alfonso D’ Albuquerque berhasil menakklukan Malaka. Tahun 1512 Portugis di bawah pimpinan De Abreu melakukan pelayaran ke Maluku untuk menguasai kepulauan tersebut. Kedatangan Bangsa Portugis diterima baik oleh Kerajaan Ternate. Kerajaan Ternate pada saat itu sedang bermusuhan dengan Kerajaan Tidore, dengan kedatangan Portugis itu diharapkan dapat membantu Ternate dengan membangun benteng pertahanan Saint John untuk melawan Tidore dengan imbalan Portugis diberi hak monopoli perdagangan rempah – rempah di Maluku. Akibatnya, rakyat Ternate menjadi tertekan karena rakyat tidak bebas menjual rempah – rempah dengan harga ditekan serendah – rendahnya oleh Portugis sehingga hubungan Portugis dengan Ternate menjadi permusuhan.
Pada tahun 1521, Ekspedisi Spanyol dipimpi oleh Sebastian Deled Cano sampai di Maluku dan di terima baik oleh kerajaan Tidore. Sehingga di Maluku terjadi permunsuhsan antara Spanyol dan Portugis, meskipun jauh sebelumnya telah diadakan perjanjian diantara kedua Negara yang diadakan pada tahun 1492 yaitu perjanjian Tordesilas dalam perjanjian Tordesilas tesebut dinyatakan bahwa dunia dibagi atas dua pengaruh yaitu bangsa Portugis dan bangsa Spanyol.tetapi pada tahun 1521 ketika ekspedisi Spanyol juga sampai didaerah Maluku sehingga terjadi pertentangan antara kedua negara tersebut.
Pertentangan tersebut dapat diselesaikan dengan diadakan perjanjian Saragosa pada tahun 1526 yang isinya :
a) Bumi ini dibagi atas dua pengaruh yaitu pengaruh bangsa Spanyol dan bangsa Portugis
b) Wilayah kekuasaaan Spanyol dari Meksiko ke arah barat sampai ke kepulauan Filipina dan wilayah kekuasaan Portugis dari Brazilia ke arah timur sampai ke kepulauan Maluku.
Dengan adanya perjanjian Saragosa tersebut berarti :
a) Spanyol harus meninggalkan Maluku dan melakukan perdagangan di Filipina
b) Portugis tetap melakukan perdagangan di Maluku.
Melalui perjanjian tersebut Spanyol harus kembali ke Filipina dan Portugis menguasai Maluku.
Tujuan kedatangan bangsa Portugis dan Spanyol ke Indonesia :
a) Mencari kekayaan berupa rempah – rempah (Gold/ Emas)
b) Mencari daerah jajahan (Glory/ Kejayaan)
c) Menyebarkan agama Nasrani (Gospel/ Injil)
Tiga tujuan ini sering dikenal dengan Tiga (3) G, yang merupakan ciri imperialisme kuno.
2. PROSES DAN TUJUAN KEDATANGAN BANGSA INGGRIS KE INDONESIA.
Ekspedisi Inggris untuk menguasai perdagangan dipelopori oleh kongsi dagangnya yaitu EIC (East Indian Company/ Kongsi Dagang India Timur), yang memperoleh hak khusus dari pemerintah Ingggris untukmenangani perdagangan di Asia. Akhir abad ke-16 EIC mengadakan hubungan dagang dengan kesultanan Aceh, Jayakarta, Banjar, Gowa dan Maluku. Tetapi secara umum Inggris mengalami kegagalan dalam menanamkan pengaruhnya di Indonesia.
3. PROSES DAN TUJUAN KEDATANGAN BANGSA BELANDA KE INDONESIA.
Kedatangan Belanda ke Indonesia dilatarbelakangi adanya perang 80 tahun Belanda dan Spanyol 1568 – 1648 yang menyebabkan kota Lisabon (Portugal) tertutup bagi kapal Belanda, karena saat itu Portugis dibawah kekuasaan Spanyol serta adanya petunjuk jalan ke Indonesia dari Jan Hyugen van Linscoten.
Ekspedisi Belanda ke Indonesia pertama kali dipimpin oleh Cournelis de Houtman (1596) dan Pieter de Kaizer yang mendarat di Banten. Pada awal kedatanganya disambut oleh kerajaan Banten dengan alasan dapat meramaikan perdagangan di Banten, tetapi karena sikap rombongan Belanda yang tidak baik, sombong, kasar akhirnya oleh kerajaan Banten diusir.
Pada tahun 1598 mendarat kapal Belanda yang kedua dipimpin oleh Jacob van Neck yang berlabuh di Banten. Kedatanganya disambut baik, sejak itu kapal – kapal dagang Belanda ke Indonesia. Untuk menghindari persaingan di antara pedagang di Belanda maka dibentuklah VOC (Verenigde Oast Indiche Compacnie) tahun 1602, atas usul Johan Van Oldebarnevelt.
Tujuan VOC di Indonesia : a) Menghilangkan persaingan di antara pedagang Belanda b) Menghadapi persaingan pedagang bangsa Eropa lainya c) Mencari keuntungan d) Memonopoli perdagangan e) Menguasai kerajaan – kerajaan dan pelabuhan penting di Indonesia Pemerintah Belanda member hak khusus kepada VOC yang disebut Hak Oktroy, antara lain : a) Hak monopoli perdagangan b) Hak memiliki tentara, pengadilan, dan mengumumkan perang c) Mencetak mata uang sendiri dan mengedarkanya d) Hak mengadakan perjanjian dengan penguasa setempat atas nama pemerintah Belanda e) Hak mendirikan Benteng Pada mulanya kedatangan Belanda adalah berdagang akan tetapi tujuan ini kemudian berubah setelah keberhasilan ekspedisi pelayaran Belanda di bawah pimpinan Jacob Van Neck pada tahun 1598 yang selanjutnya disusul dengan berlomba – lomba pedagang – pedagang Belanda ke Indonesia. Untuk menghindari persaingan perdagangan di antara pedagang Belanda sendiri sehingga pada tahun 1602 dibentuklah VOC atau Serikat Dagang Hindia Timur yang menjadi lembaga pemerintahan sekaligus perdagangan yang otonom di wilayah jajahan. VOC dipimpin oleh seorang Gubernur Jenderal. Gubernur Jenderal VOC pertama adalah Pieter Both. Langkah pertama yang dilakukan menentukan pusat kedudukan VOC di Ambon. Ketika Gubernur Jenderal VOC dijabat oleh J.P. Coen berhasil merebut Jayakarta (dengan menghasut penguasa Banten Ranamanggala untuk memecat pangeran Jayakarta dan menutup ijin dagang EIC) sejak 31 mei 1619 VOC memperoleh hak penuh atas Jayakarta dan nama itu dirubah menjadi Batavia. J.P. Coen menjalankan monopoli dengan kekerasan dan yang paling menderita rakyat Maluku karena adanya peraturan monopoli yang isinya : 1) Tempat menanam rempah – rempah ditentukan kompeni 2) Jumlah tanaman rempah – rempah ditentukan kompeni 3) Rakyat Maluku dilarang menjual rempah – rempah selain kepada kompeni. Untuk mengawasi pelaksanaan monopoli dilakukan pelayaran Hongi yaitu : pelayaran dengan menggunakan kapal kora – kora yang dipersenjatai guna mengawasi pelaksanaan monopoli. Rakyat yang melanggar aturan monopoli dihukum Extirpasi yaitu : hak untuk memusnahkan pohon rempah – rempah yang melebihi ketentuan. Langkah pertama VOC dalam mencapai tujuan adalah merebut Maluku dari kekuasaan Portugis. Pada tahun 1605 VOC berhasil merebut benteng Victoria di Ambon yang menjadi tonggak pertama penjajahan Belanda di Indonesia. Selanjutnya pemerintah Belanda mengangkat Pieter Both sebagai gubernur jenderal VOC tahun 1609. Ketika VOC dipimpin oleh J.P. Coen, Jayakarta berhasil direbut tahun 1619 dan mengubah namanya menjadi Batavia yang dijadikan sebagai pusat kekuasaan dan pemerintahan VOC.
No comments:
Post a Comment